Bismillahirokhmanirrolhim.
Assalamu'alakum wr., wb.,
dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw., bersabda; " Seorang hamba berbicara satu kata yang diridhai Allah tanpa ia pedulikan, maka Allah mengangkat derajatnya. Seorang hamba berkata dengan kata-kata yang mengundang murka Allah tanpa ia peduli, maka Allah menjatuhkan ia kedalam lembah api neraka jahananm" HR. Bukhari
Lidah salah satu organ mulut, alat pencicip, tak bertulang namun 'tajam'nya bisa melebihi sabetan pedang yang mengkilat. Ulama saleh berkata; "Jika anda ingin menilai hati seseorang, maka perhatikanlah kata-kata yang keluar dari mulutnya...."
Yahya bin Muadz ra., berkata:"Hati adalah panci yang isinya mendidih. Sedang mulut seseorang adalah gayung-gayungnya. Oleh karena itu jika seseorang berbicara maka perhatikanlah mulutnya karena ia kan mengeluarkan apa yang ada dalam hatinya. Apakah isinya manis, asam, asin, pahit atau tawar."
Beberapa ulama berbeda berpendapat tantang 'apakah semua perkataan dicatat oleh malaikat atau yang dicatat hanya yang baik dan buruk saja' ?
Perhatikan yang ungkapan Abu Bakar ash Shiddiq ra., "Inilah yang menjerumuskan aku kedalam tempat-tempat masuk yang banyak sekali. Perkataan adalah tawananmu. Jika ia keluar dari mulutmu, maka kamu yang jadi tawananya dan ALLAH mengawasi setiap mulut yang berkata."
Sebagaimana Firman-Nya;"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." QS.Qaaf:18
Ibnu Qoyyim rah., dalam Kitabnya 'Al-Jawabul Kafi Liman Saala'Anid Dawaaisy-syafi' berkata : "....manusia itu memiliki dua celah besar [tempat tergelincirnya], Jika ia lolos dari salah satunya, maka ia tidak akan bisa lolos dari yang satunya. Celah itu adalah celah berbicara dan celah diam. Bisa jadi salah satunya lebih besar dosanya dari pada yang lain dalam waktu yang sama, demikian juga sebaliknya. Orang yang diam dari kebenaran adalah setan bisu ! bermaksiat kepada Allah, munafik [hipokrit]. Sedang disisi lain orang yang berbicara kebatilan adalah setan yang berbicara dan juga bermaksiat kepada Allah."
Dimanakah kita ? jadilah 'umatan wasathan' umat yang berada ditengah-tengah, yakni orang yang menempuh jalan yang lurus....yaitu Diam dari kebatilan, dan berbicara apa yang mendatangkan manfaat bagi akhiratnya.
Ibnu Qoyyim rah., menjelaskan, Seorang hamba akan datang pada hari kiamat dengan kebaikan-kebaikan seperti gunung, tetapi ia mendapatkanya LISANNYA yang menghancurkan kebaikan-kebaikan itu. Kemudian yang lain datang dengan keburukan-keburukan yang banyak seperti gunung tetapi lisannya telah menghancurkanya [menghapusnya] dengan banyaknya zikir [dzikran kasiraa] kepada Allah dan ibadah yang terkait denganya.
Jagalah...jagalah lidah kita....dari sana boleh jadi semua berawal....
kita sambut bulan suci ramadhan dengan keikhlasan...'marhaban ya ramadhan...'
wallahu Ta'ala 'alam
Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu'alailaanta astaghfiruka waatubu ilaik...
wassalamu'alakum wr., wb.,
diambang fajar sudut mesjid Batavia, 19-08-2009