"Sekiranya ada sanak saudara kerabat sahabat yang melakukan 'kebaikan' terhadap kita....Ukirlah dibatu bak prasasti !!! namun jika ada kejelekan yang menghampiri tulislah dipasir pantai biar tesapu ombak.......Mutiara akan tetap mutiara disimpan dimanapun..... sampah tetep bernama sampah meski bertabur parfum sekalipun... jadilah mutiara kawan !!!"

20 Agustus 2009

Lidah...

Bismillahirokhmanirrolhim.
..

Assalamu'alakum wr., wb.,
dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw., bersabda; " Seorang hamba berbicara satu kata yang diridhai Allah tanpa ia pedulikan, maka Allah mengangkat derajatnya. Seorang hamba berkata dengan kata-kata yang mengundang murka Allah tanpa ia peduli, maka Allah menjatuhkan ia kedalam lembah api neraka jahananm" HR. Bukhari

Lidah salah satu organ mulut, alat pencicip, tak bertulang namun 'tajam'nya bisa melebihi sabetan pedang yang mengkilat. Ulama saleh berkata; "Jika anda ingin menilai hati seseorang, maka perhatikanlah kata-kata yang keluar dari mulutnya...."
Yahya bin Muadz ra., berkata:"Hati adalah panci yang isinya mendidih. Sedang mulut seseorang adalah gayung-gayungnya. Oleh karena itu jika seseorang berbicara maka perhatikanlah mulutnya karena ia kan mengeluarkan apa yang ada dalam hatinya. Apakah isinya manis, asam, asin, pahit atau tawar."
Beberapa ulama berbeda berpendapat tantang 'apakah semua perkataan dicatat oleh malaikat atau yang dicatat hanya yang baik dan buruk saja' ?
Perhatikan yang ungkapan Abu Bakar ash Shiddiq ra., "Inilah yang menjerumuskan aku kedalam tempat-tempat masuk yang banyak sekali. Perkataan adalah tawananmu. Jika ia keluar dari mulutmu, maka kamu yang jadi tawananya dan ALLAH mengawasi setiap mulut yang berkata."

Sebagaimana Firman-Nya;"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." QS.Qaaf:18

Ibnu Qoyyim rah., dalam Kitabnya 'Al-Jawabul Kafi Liman Saala'Anid Dawaaisy-syafi' berkata : "....manusia itu memiliki dua celah besar [tempat tergelincirnya], Jika ia lolos dari salah satunya, maka ia tidak akan bisa lolos dari yang satunya. Celah itu adalah celah berbicara dan celah diam. Bisa jadi salah satunya lebih besar dosanya dari pada yang lain dalam waktu yang sama, demikian juga sebaliknya. Orang yang diam dari kebenaran adalah setan bisu ! bermaksiat kepada Allah, munafik [hipokrit]. Sedang disisi lain orang yang berbicara kebatilan adalah setan yang berbicara dan juga bermaksiat kepada Allah."

Dimanakah kita ? jadilah 'umatan wasathan' umat yang berada ditengah-tengah, yakni orang yang menempuh jalan yang lurus....yaitu Diam dari kebatilan, dan berbicara apa yang mendatangkan manfaat bagi akhiratnya.
Ibnu Qoyyim rah., menjelaskan, Seorang hamba akan datang pada hari kiamat dengan kebaikan-kebaikan seperti gunung, tetapi ia mendapatkanya LISANNYA yang menghancurkan kebaikan-kebaikan itu. Kemudian yang lain datang dengan keburukan-keburukan yang banyak seperti gunung tetapi lisannya telah menghancurkanya [menghapusnya] dengan banyaknya zikir [dzikran kasiraa] kepada Allah dan ibadah yang terkait denganya.

Jagalah...jagalah lidah kita....dari sana boleh jadi semua berawal....
kita sambut bulan suci ramadhan dengan keikhlasan...'marhaban ya ramadhan...'
wallahu Ta'ala 'alam
Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu'alailaanta astaghfiruka waatubu ilaik...
wassalamu'alakum wr., wb.,

diambang fajar sudut mesjid Batavia, 19-08-2009

15 Agustus 2009

Balasan...

Assalamu'alaikum, Wr., Wb.

Bismillahirokhmanirrokhim,
Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." QS. Thahaa:124

Para ulama salafus salih banyak yang menafsirkan ayat diatas bahwa kehidupan yang sempit itu adalah azab kubur... dan tidak ada keraguan bahwa azab kubur itu adalah bagian dari kehidupan yang sempit. Ibnu Qoyyim Al Jauziah, menafsirkan kehidupan yang sempit itu, mencakup disegala kehidupan di dunia maupun di kehidupan akhirat. Beliau mengatakan, "Allah mengaitkan balasan kehidupan yang sempit sebagai akibat dari ditinggalkannya dzikir kepada-Nya [Al-Qur'an]. Orang yang berpaling dari dzikir akan mendapatkan balasan sesuai dengan tingkat keberpalingan yang dilakukannya. Meskipun ia menikmati kenikmatan dunia, akan tetapi dalam hatinya tersimpan keterasingan, perasaan terhina, keluh kesah yang mencabik-cabik hatinya, angan-angan semu dan ketersiksaan."

Lebih lanjut beliu mengatakan,"Kenyataan seperti itu [suasana hati] tidak nampak, karena tertutupi pelakunya sedang 'dimabuk' syahwat dan kecintaan pada dunia dan status sosial. Jika dibandingkan dengan mabuk karena khamar, maka jenis ini lebih besar akibatnya. Orang yang mabuk khamar bisa siuman, tetapi orang yang dimabuk syahwat, dunia dan status sosial tidak akan siuman kecuali menjelang kematiannya."

Kehidupan yang sempit merupakan KEHARUSAN bagi orang yang berpaling dari dzikir kepada Allah [Al Quran] yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Kehidupan yang sempit itu berlaku di dunia, di alam barzah dan dihari kiamat. Hati tidak akan tenang, hidup tidak akan bahagia jika tidak menjadi seorang penyembah Allah yang merupakan kebenaran hakiki. Barang siapa yang merasa bahagia dengan Allah, maka semua orang akan bahagia karenanya. Barang siapa yang tidak bahagia karena Allah, maka jiwanya akan penuh dengan KELUH KESAH karena dunia YANG IA RAIH. Allah menjadikan kehidupan yang BAIK hanya untuk orang yang beriman dan beramal saleh, sebagaimana firman-Nya;

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." QS.an-Nahl:97.

Jaminan atau janji Allah kepada ahli iman dan amal saleh dengan balasan kehidupan yang baik di dunia dan balasan di surga....bagi mereka telah dijanjikan kehidupan yang lapang dan terbaik di dua negeri; negeri dunia dan negeri akhirat... sebagaimana firman-Nya;
"...orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat [pembalasan] yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa." QS. an-Nahl:30

Tak ada keraguan bahwa sungguh dunia ini adalah ladang bagi kehidupan akhirat, dan kedudukan seorang manusia diakhirat ditentukan oleh sejauhmana kedudukan iman dalam hatinya, amal saleh yang dilakukannya di dunia ini. Akhirul kata...Kepada Allah-lah kita senantiasa memohon hidayahnya agar senantiasa diberikan jalan yang benar.... amin

wallahu Ta'ala 'alam
subhanakallahuma wabihamdika ashadu'alaila anta astaghfiruka waatubu ilaik..
wassalamu'alaikum wr.,wb

Ujung malam di mesjid Batavia, 13 Agustus 2009

03 Agustus 2009

Jauhi Enam Sifat ini

Hari ini jam 5:56
Assalamu'alaikim Wr., Wb

Audzubillahiminnasshaitonirrodjim...Allah berfirman, "...Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat INGKAR dan KERAS KEPALA." QS. Qaf:24
Itulah perintah Allah kepada malaikat untuk melempar hamba-Nya yang tidak mentaati-Nya.
Ibnu Qoyyim rah., dalam Kitabnya Al Fawaaid berkata; "Ketahuilah bahwa orang yang dilemparkan ke Neraka Jahanam itu mempunyai 6 [enam] sifat berikut :

1. Ia mengingkari nikmat yang diberikan Allah dan hak-hak-Nya, kafir terhadap din-Nya, tauhid, Asma dan Sifat-Nya, kafir terhadap Rasul-Nya, para Malaikat, Kitab-kitab-Nya dan Pertemuan dengan-Nya;
2. Ia ingkar dan menentang KEBENARAN;
3. Ia menolak kebajikan, baik berupa ketaatan dan ibadah kepada Allah maupun berupa ihsan 'berbuat baik' kepada sesama manusia;
4. Ia malah berbuat dholim, tirani, dan sewenang-wenang kepada orang lain [baik ucapan maupun perbuatan];
5. Ia memiliki keragu-raguan;
6. Selain itu, ia pun musyrik menyukutukan Allah dengan menjadikan selain Allah itu sebagai Ilah, ia menyembah, mencintai serta loyal kepadanya."

Ketika ia disidang di Mahkamah Allah, ia menjawabnya 'bahwa setan telah menyesatkanya'. Namun setan 'cuci tangan' seraya berkata seperti yang dikatakan Iblis kepada penghuni Neraka; "...Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kamu, melainkan [sekedar] aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku..." QS. Ibrahim:22

Marilah wahai saudaraku kiranya berkenan untuk kita renungkan hal-hal diatas.... sejak awal [manusia diciptakan-Nya] setan memang tidak mau sujud kepada Nabi Adam as., bahkan telah berjanji kepada Allah akan menggoda anak cucu Adam hingga hari Kiamat nanti. Kita pun ingat akan Firman-Nya "...Apa saja becana yang menimpamu, maka dari akibat [kesalahan] dirimu sendiri..." QS. Anisaa':79

Wallahu Ta'ala'alam,
Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu'alaila anta astaghfiruka waatubuilaik.
wassalamu'alaikum wr.wb.-

diujung malam, disudut Batavia 4 Agustus 2009

JAUHI ENAM SIFAT INI

Assalamu'alaikim Wr., Wb

Audzubillahiminnasshaitonirrodjim...Allah berfirman, "...Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat INGKAR dan KERAS KEPALA." QS. Qaf:24
Itulah perintah Allah kepada malaikat untuk melempar hamba-Nya yang tidak mentaati-Nya.
Ibnu Qoyyim rah., dalam Kitabnya Al Fawaaid berkata; "Ketahuilah bahwa orang yang dilemparkan ke Neraka Jahanam itu mempunyai 6 [enam] sifat berikut :

  1. Ia mengingkari nikmat yang diberikan Allah dan hak-hak-Nya, kafir terhadap din-Nya, tauhid, Asma dan Sifat-Nya, kafir terhadap Rasul-Nya, para Malaikat, Kitab-kitab-Nya dan Pertemuan dengan-Nya;
  2. Ia ingkar dan menentang KEBENARAN;
  3. Ia menolak kebajikan, baik berupa ketaatan dan ibadah kepada Allah maupun berupa ihsan 'berbuat baik' kepada sesama manusia;
  4. Ia malah berbuat dholim, tirani, dan sewenang-wenang kepada orang lain [baik ucapan maupun perbuatan];
  5. Ia memiliki keragu-raguan;
  6. Selain itu, ia pun musyrik menyukutukan Allah dengan menjadikan selain Allah itu sebagai Ilah, ia menyembah, mencintai serta loyal kepadanya."

Ketika ia disidang di Mahkamah Allah, ia menjawabnya 'bahwa setan telah menyesatkanya'. Namun setan 'cuci tangan' seraya berkata seperti yang dikatakan Iblis kepada penghuni Neraka; "...Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kamu, melainkan [sekedar] aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku..." QS. Ibrahim:22

Marilah wahai saudaraku kiranya berkenan untuk kita renungkan hal-hal diatas.... sejak awal [manusia diciptakan-Nya] setan memang tidak mau sujud kepada Nabi Adam as., bahkan telah berjanji kepada Allah akan menggoda anak cucu Adam hingga hari Kiamat nanti. Kita pun ingat akan Firman-Nya "...Apa saja becana yang menimpamu, maka dari akibat [kesalahan] dirimu sendiri..." QS. Anisaa':79

Wallahu Ta'ala'alam,
Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu'alaila anta astaghfiruka waatubuilaik.
wassalamu'alaikum wr.wb.-

diujung malam, disudut Batavia 4 Agustus 2009