"Sekiranya ada sanak saudara kerabat sahabat yang melakukan 'kebaikan' terhadap kita....Ukirlah dibatu bak prasasti !!! namun jika ada kejelekan yang menghampiri tulislah dipasir pantai biar tesapu ombak.......Mutiara akan tetap mutiara disimpan dimanapun..... sampah tetep bernama sampah meski bertabur parfum sekalipun... jadilah mutiara kawan !!!"

19 Juni 2009

Memilih Sahabat

Oleh : Dadang Ronda, 09 Juni 2009 jam 3:56

Bissmilahir Rokhmanir Rokhim..."Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara."QS.Al-Hujurat:10Sering kita dengar akan ungkapan yang berbunyi, 'seorang sahabat itu seperti tangan dan mata, ketika tangan terluka, maka mata menangis. Ketika mata menangis, tanganlah yang menghapusnya..'demikianlah adanya sudah menjadi fitrah manusia bahwa sipapun membutuhkan teman, sahabat untuk berbagi dalam ikatan persaudaraan khusus untuk mendukung atau memperkuat persaudaraan umum [da'wah, majelis taklim, hobby, profesi, dsb] namun tidak dimaksudkan untuk membatasi atau menutup diri bahkan mengkotak-kotak yang berakibat terjebak dalam ikatan persaudaraan yang sempit [primordial-sektarian].Persahabatan menurut al-Ghazali, 'Terjalinnya kesatuan hati, terpautnya antara hati adalah buah ahlak yang baik, perpecahan adalah buah ahlak yang buruk.'Kadang kita sesekali dihadapkan pada kenyataan.... manakala 'kedudukan atau dunia' sedang berpihak kepada kita. Tak sedikit teman banyak yang bertandang datang menghampiri dengan latar belakang 'alumni, profesi, institusi, asosiasi, klub hobi ' atau apapun namanya, jauh maupun dekat. Layaknya semut dengan gulanya, mengakses dan tanpa tedeng aling-aling mengklaim 'ia adalah teman dan sahabat dekat dulu'. boleh jadi demikian adanya. Meski tidak sedikit orang yang menghindari [mengakui] pertemanan-persahabatan karena takut merusak/teganggu image kedudukan statusnya. Adalah dunia, yang berputar melalui porosnya, bertowaf sesuai dengan waktu yang ditentukan, semua tidak ada yang abadi... ketika status sosial sudah mulai pudar, 'kedudukan telah berakhir, dunia telah hilang'...mereka yang berucap dan mengaku sahabat, teman karib, satu demi satu mulai meninggalkan..... bak madu tinggal wadahnya.... sungguh mengenaskan makna sebuah pertemanan yang terjalin yang berazaskan 'kedudukan dan dunia'...... tidak semestinya begini arti persahabatan sejati.....bukan karena untung dan rugi... Jika demikian waaaah...tak terbayangkan betapa menderitanya ditinggalkan atau dihianati teman atau sahabat....Seorang Arif bijak bertutur,"Banyak kenikmatan yang dilipat diantara taring-taring bencana,banyak kegembiraan yang menghadap arah dimana beberapa musibah telah menanti.Maka bersabarlah atas beberapa ujian yang terjadi pada masa-masamu,karena segala sesuatu ada akibatnya. Setiap kesusahan ada kegembiraanya,dan yang murni masih memiliki campuran."Bagaimana memilih dan mencari teman ? mari kita dengarkan apa yang dikatakan Shalafus Shalih [ulama shalih dahulu] yakni Al-Qomah bin Lubaid ketika menasehati anaknya;"Wahai anakku, jika jiwamu pada suatu hari membisikanmu untuk berteman dengan orang-orang karena engkau membutuhkan mereka.Maka bertemanlah dengan orang yang,apabila engkau berteman dengannya, ia akan membuatmu menawan; apabila engkau bergegas mendatanginya, ia akan melindungimu;Apabila cobaan menimpamu, ia meringankan bebanmu;Apabila engkau berkata, ia membenarkanmu;Apabila engkau menggandengnya, ia menggandengmu lebih erat;Bertemanlah dengan orang yang apabila engkau mengulurkan tanganmu untuk memberi, ia pun mengulurkanya;Apabila melihat kebaikan darimu, ia memandangnya;Apabila tampak kekurangan darimu, ia menutupinya;Bertemanlah dengan orang yang tidak akan MENDATANGKAN KEJAHATAN bagimu;tidak BERSEBERANGAN jalan dengan mu; dan tidak MERENDAHKANMU saat menghadapi KENYATAAN."Subhanallah.... itulah butir-butir pesan yang penuh makna, sebuah gambaran dari orang yang shaleh dan penuh dengan ilmu... itulah yang disebut persahabatan sejati...Sehingga pada 'suatu hari' nanti [dialam barzah] persabatan yang terjalin demikian itu akan dipertemukan kembali dan 'dinaungi' Allah Azza wa Jalla, sebagaimana Rasulullah SAW., bersabda : "Ada Tujuh golongan Allah menaungi mereka di dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;1. Iman [pemimpin] yang adil;2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah;3. Orang yang hatinya terkait dengan mesjid apabila keluar darinya hingga kembali kepadanya;4. DUA ORANG YANG SALING MENCINTAI KIARENA ALLAH, BERTEMU DAN BERPISAH atas dasar itu;5. Orang yang mengingat Allah ditempat yang sepi, lalu kedua matanya berlinangan air mata;6. Orang yang menolak diajak berzina oleh wanita cantik dan berkedudukan, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah';7. dan orang yang bersadaqah lalu menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya."HR. Bukhari dan Muslim.Tidak ada keraguan bahwa dalam menjalin persahabatan-pertemanan yang dilandasi 'karena Allah' [bukan karena kedudukan ataupun dunia], Allah SWT., akan menaungi-Nya pada hari tidak ada naungan [padang masyar] dan mempertemukan kembali di Surga-Nya. Subhanallah...Diakhir nasihat ini, mari kita dengar kembali apa yang dikatakan Nabi Yunus as., "Tidak ada baiknya bersahabat dengan orang yang tidak ingin melihatmu, kecuali dalam keadaan terjaga dari dosa.Siapa yang mengumbar rahasia pada saat marah maka dia adalah orang tercela, karena menyembunyikan rahasia pada saat ridha dilakukan oleh semua tabiat yang sehat."Jadilah sahabat sejati, sahabat yang mampu menutupi aib dan kekurangan sahabat, setia dan ada dalam setiap keadaan.... terjalin berlandaskan hanya 'karena Allah' semata....Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu'ala ila anta astaghfiruka wa atubu ilaik,Wassalamu'alaikum wr.,wb.Batavia, diujung malam 9 Juni 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar